Pages

Friday, March 23, 2012

Makhluk Kecil yang Menakutkan

Kipas angin kecil di kamar saya tak mampu meredam panasnya udara tadi malam. Rasanya gerah sekali. Saya pun membuka pintu kamar selebar-lebarnya, agar tidak terlalu gerah, lalu saya pun kembali duduk di hadapan laptop.Saat itu saya sedang asyik mengetik postingan sebelum ini. Tiba-tiba saya merasa ada melangkah cepat dibelakang saya. Dan saya segera sadarkalau itu adalah seekor kecoa (sebut saja makhluk kecil ya,karena saya nggak mau terlalu banyak ngetik kata itu). Seketika itu saya pun menjerit-jerit dan berlari keluar kamar.

Saat itu di lantai atas hanya ada saya. Ibu kos yang mendengar jeritan saya pun langsung naik ke lantai dua. "Kenapa Elok?Ada kecoa ya?", tanyanya. Ibu kos memang sudah tahu perihal ketakutanku pada makhluk kecil itu dan ini bukan pertama kalinya makhluk kecil itu tiba-tiba masuk ke kamar tanpa permisi. Ibu kospun melongok ke dalam kamar sambil membawa sapu, mencari makhluk kecil itu. Saya melihat makhluk kecil itu sedang diam di atas kasur. Saat ibu kos masuk, makhluk itupun langsung bergerak ke bawah kolong meja, dan akhirnya berjalan keluar kamar. Ibu kos pun menutup pintu kamar. Saya masih berdiri di atas kursi, saking ketakutan. Dan tiba-tiba makhluk itu kembali masuk melalui lubang dibawah pintu. Dan ibu kos pun beraksi lagi untuk mengusir makhluk kecil itu keluar kamar.Akhirnya, makhlukitu berhasil diusir. Yeeay! Saya pun masuk kamar, kembali menutup kamar, dan mengganjal bagian bawah pintu dengan koran, takut makhluk itu kembali lagi. Kemudian saya melanjutkan mengetik postingan yang baru setengahnya, meskipun jadi agak lupa mau nulis apa gara-gara terganggu makhluk kecil itu.

Kenapa saya takut sama makhluk kecil itu? Ceritanya berawal saat saya masih kecil, masih SD kalo nggak salah. Saat itu tiba-tiba ada makhluk kecil terbang di dalam rumah, dan mendarat di pundak saya. Saya sangat kaget dan ketakutan. Sejak saat itu, saya jadi sangat takut jika bertemu makhluk itu. Tapi saya juga tidak berani membunuh atau mengusirnya. Seringkali, saat saya ke kamar mandi dan melihat makhluk itu, saya lebih baik menahan pipis daripada di dalam kamar mandi bersamanya. Sampai ibu saya bilang "Kenapa kamu takut sama kec*a?Kamu sama dia aja lebih besar kamu kok".

Di sekitar kos saya saat ini, pemukiman penduduk begitu padat. Banyak gang-gang kecil di sekitarnya. Melihat tikus-tikus berkeliaran dijalan bukan hal yang asing lagi bagi saya. Populasi makhluk kecil di sekitar sini juga cukup banyak, meskipun jarang menampakkan diri. Hal ini dapat terlihat jika ada penyemprotan nyamuk demam berdarah di sekitar sini. Seusai penyemprotan, jalanan di sini selalu di penuhi dengan makhluk kecil bergelimpangan, baik yang sudah mati maupun sedang sekarat.

Ketika saya masih kuliah, saya sering tidak pulang ke kos jika ada penyemprotan. Biasanya jika ada jadwal ibu kos akan memberitahu ke anak-anak kos bahwa hari itu ada penyemprotan. Biasanya penyemprotan dilakukan sekitar jam 9 pagi. Saya memilih kabur dari kosan sejak pagi meskipun kadang belum jam kuliah, saya sudah berangkat ke kampus sejak pagi untuk menghindari ketemu makhluk kecil itu. Saya juga sengaja pulang sore atau menjelang maghrib. Karena pada jam itu biasanya jalanan sudah dibersihkan dari makhluk-makhluk itu, sehingga saya tidak perlu melihat pemandangan yang menyeramkan.

Pernah suatu hari saya tidak tahu kalau hari itu ada penyemprotan. Saat pulang, saya melihat ribuan makhluk kecil bergelimpangan sepanjang jalan. Saya pun berlari menuju kosan sambil memejamkan mata, saya tidak berani melihat pemandangan itu (tapi untungnya nggak nabrak sih). Sampai di kosan saya menaiki tangga dan diujung tangga saya melihat makhluk itu mati dalam keadaan terbalik. Saya pun kembali turun, berteriak dan sampai menangis saking takutnya. Akhirnya bapak kos turun tangan menyingkirkan makhluk itu dan memastikan tidak ada lagi makhluk di lantai atas dan yang terpenting di dalam kamar.

Suatu hari, di hari libur, saat itu ada penyemprotan, saya tidak tahu harus kabur kemana karena hari itu ngak ada kuliah. Jam 9 pagi, petugas mulai datang. Kami disuruh keluar dari kosan karena penyemprotan akan dilakukan sampai ke dalam rumah. Saya bersama teman dan ibu kos berjalan cukup jauh sampai ke ujung jalan untuk menghindari asap foging. Beberapa saat kemudian, kami berjalan kembali ke kost, dan saat itu saya melihat jalanan sudah dipenuhi makhluk-makhluk kecil itu. Karena takut, saya pun memutuskan untuk tidak kembali ke kost, saya memilih jalan lain memutar menuju kost seorang teman yang agak jauh dan tidak terkena penyemprotan. Saya ngungsi disitu sampai sore. Menjelang maghrib, saya baru kembali ke kost, dan jalanan sudah bersih dari makhluk-makhluk itu.

Sepertinya saya harus berterimakasih kepada ibu kos, bapak kos, dan teman kos saya yang sudah membantu mengusir makhluk kecil itu setiap kali masuk ke kamar. Saya tidak tahu bagaimana jadinya jika saya saat itu hanya sendirian.

3 comments:

  1. Kalau tidak mau menyebut kecoa, sebut saja coro :p

    Enak ya, ibu kosmu pengertian.

    ReplyDelete
  2. si elok takut kecoa tooh... aku mah cuma gak suka aja sama baunya itu.. huekk..

    :)

    ReplyDelete
  3. @mbak millati : wah itu kesannya lebih serem lagi..

    @novi : emg baunya gimana?aku nggak pernah nyium sih, hehe

    ReplyDelete

Hayo..yang udah baca tulisan ini wajib komen lho :)